Berusia 2.500 Tahun, Ditemukan Danau Dan Diyakini Adalah Kolam Suci
Belum lama ini sejumlah pakar arkeologi menemukan sebuah danau buatan berusia 2.500 tahun di Pulau Sisilia, Italia. Menariknya, menurut para arkeolog, danau ini dulunya merupakan kolam suci di dalam sebuah kompleks keagamaan besar yang digunakan oleh orang Fenisia kuno.
"Ini adalah kolam suci di pusat kompleks keagamaan yang besar," kata Lorenzo Nigro, profesor arkeologi di Universitas Sapienza Roma.
Mengutip Live Science, sebelumnya para arkeolog berteori bahwa danau kuno itu dibangun untuk kepentingan militer atau perdagangan. Namun, mereka menemukan sejumlah fakta baru setelah melakukan penggalian di sekitar situs arkeologi.
Para arkeolog menemukan Kuil Ba'al, yang digunakan untuk menyembah dewa, di sekitar danau. Jika situs arkeologi tersebut dulunya adalah sebuah pelabuhan, kata Nigro, seharusnya ada bangunan pelabuhan, bukan kuil.
Para arkeolog lalu mengeringkan dan menggali danau tersebut untuk mencari petunjuk lain. Mereka menemukan bahwa danau tidak terhubung ke laut, tetapi diisi oleh mata air tawar alami. Tidak hanya itu, kolam tersebut juga dapat memantulkan cahaya bintang dari konstelasi tertentu.
Di sekitar danau juga ditemukan banyak sisa-sisa kuil dan altar, lempengan batu berukir, serta patung-patung untuk ritual keagamaan. Namun, di antara semua temuan itu, petunjuk paling penting adalah ditemukannya patung besar Ba'al. Para arkeolog meyakini patung tersebut dulunya ditempatkan tepat di tengah kolam suci.
Orang Fenisia kuno diyakini membangun danau buatan tersebut di kota pulau Motya sekitar 550 SM.
Temuan ini baru diumumkan oleh Nigro setelah hampir 60 tahun para arkeolog melakukan penelitian di Motya. Sejauh ini, mereka juga sudah menemukan instrumen bintang dan patung dewa yang berkaitan dengan astronomi, menurut penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Antiquity.
Motya merupakan sebuah pulau kecil seluas 40 hektar yang terletak di lepas pantai barat Sisilia. Pada abad kedelapan SM, orang Fenisia mulai menetap di sana dan membawa budaya khas Fenisia Barat mereka ke pulau.
Komentar
Posting Komentar